October 15, 2011
PUNAKAWAN YANG MENYEGARKAN
Hidup berkomunitas itu indah karena
di sanalah kita menemukan aneka karakter seseorang dimana yang satu berbeda
dengan yang lain. Dan yang lebih
mengagumkan adalah penciptanya yaitu Tuhan sendiri. Dalam satu komunitas hanya ada satu roh yang
mempersatukan yaitu roh cinta kasih.
Bagaimana tidak? Mereka datang
dari berbagai suku, bahasa, dan daerah.
Mereka bisa satu dalam hidup bersama yang satu melengkapi bagi yang
lain. Dalam ilmu pewayangan di Jawa aneka sifat manusia itu dapat tercermin
dari sifat-sifat punakawan dengan berbagai tokoh seperti di bawah ini:
1.
Tokoh Semar
Digambarkan
sebagai orang yang bijaksana, sabar, penyayang, dan tidak pernah susah, rendah
hati, mampu member bombongan ( membesarkan hati ) pada yang lain, penuh humor,
mau mengakui keterbatasan dan kelemahannya.
2.
Tokoh Gareng
Dia
tidak pandai berbicara, lugu, namun jika berbuat salah sering tidak mau
mengakuinya, namun tulus dan setia.
3.
Tokoh Petruk
Dia
anak Semar, anak pujaan. Dia beda dengan
saudara-saudaranya, dia pengasuh yang pandai, lucu, pandai menyanyi, dan
menghibur majikannya yang sedang susah, maka dia amat dicintai oleh
majikannya. Badannya yang serba lebih
itu menandakan selalu dapat menerima ilmu yang baik.
4.
Tokoh Bagong
Juga
anak Semar disebut juga bawor atau cepot.
Dia anak pujaan Semar. Bagong
sebenarnya adalah lebih tua dari Gareng dan Petruk tapi karena pendek, maka
sering dijadikan nomor yang terakhir dari Punakawan ini. Bagong juga orangnya kadang nakal, lucu, dan
cerdik sehingga selalu didekati oleh majikannya.
5.
Tokoh Bilung
Tokoh
ini digambarkan sebagai tokoh yang suka cengeng, sombong, ceroboh, namun
pendiam. Dan Bilung ini sering sok tahu,
sering juga berbahasa Jawa dicampur aduk bahasa Indonesia, maka menjadi sasaran
serangan orang lain lebih-lebih dipermainkan oleh Punakawan. Akhirnya menangis.
6.
Tokoh Togog
Ciri-cirinya
ialah bahwa mudah ikut-ikutan, banyak cerita, mudah bergaul, selalu memberi
nasihat pada majikannya dan mengingatkan mereka jika berbuat salah.
Punakawan menggambarkan kepolosan,
kesederhanaan, keceriaan, dan kegembiraan seseorang sebagai pelayan, dan selalu
ada di sisi majikannya. Meskipun dianggap lemah dan tak berdaya sebagai
pembantu, namun sangat dicintai majikannya karena kehadiran mereka memberikan
kesegaran, kesejukan, dan keceriaan bagi majikannya. Maka gambaran punakawan ini yang kurang lebih
ada pada suatu komunitas yang selalu bersama majikannya dalam hidup mereka, dan majikan mereka adalah Tuhan
sendiri.
Tanjung Selor, 12 Oktober 2011
Syaloom,
Sr.M.Clarine,OSF