SIDANG AGUNG GEREJA
KATOLIK INDONESIA (SAGKI 2010):
Mari Berkisah tentang
Yesus
Rm.Agus Alfons Duka,SVD
Beberapa
minggu belakangan ini, umat katolik seluruh Indonesia akan mendaraskan doa Sidang Agung Gereja
Katolik Indonesia pada kesempatan misa
hari minggu, perayaan ekaristi harian dan melalaui doa-doa lingkungan. Kegiatan ini menjadi suatu informasi awal kepada kita semua tentang Sidang Agung
Gereja Katoli Indonesia (SAGKI) yang
rencananya akan diselenggarakan pada 1 –
5 November 2010 di Wisma Kinasih-Caringin, Bogor – Jawa Barat . Pertemuan ini
lazim dibuat lima tahun sekali. Tahun
sebelumnya diselenggarakan pada tahun 2000 dan tahun 2005. Biasanya setiap
pertemuan merefleksikan sebuah tema yang berkaitan dengan kehidupan menggereja dan karya perutusan
orang Katolik di Indonesia. Tema-tema
pertemuan itu dipilih oleh para Uskup seluruh Indonesia, lalu digodok oleh
panitia khusus yang diangkat oleh para Uskup dengan tugas mempersiapkan segala
sesuatu yang mungkin demi terlaksananya Sidang Agung ini.
Berdasarkan berbagai pertimbangan tentang
situasi dan realitas bangsa Indonesia sekarang ini, para Uskup Indonesia
memutuskan agar selama lima hari sidang akbar ini, umat Katolik akan
merefleksikan tema umum ‘Dia datang agar semua memperoleh hidup dalam
kelimpaha(bdk.Yoh.10,10). Jadi sentra
perayaan kita adalah pribadi Yesus Kristus (Hidup dan Karya-Nya) dalam konteks
Indonesia. Dan karena konteks dan realitas Indonesia itu sangat beragam
maka, para Uskup memilih tiga realitas bermasyarakat yang perlu diberikan
perhatian istimewa yang sekaligus
dijadikan tiga tema. Pertama: Mengenali wajah Yesus dalam keberagaman
budaya di Indonesia (kehidupan sosio -budaya), Kedua: Mengenali wajah Yesus dalam dialog dengan agama dan
kepercayaan lain (kehidupan sosio -religius), Ketiga: Mengenali wajah
Yesus dalam dialog dengan kaum marjinal dan terabaikan (kehidupan sosio -ekonomi).
Menuturkan dan
Mendengarkan Kisah
Kalau sidang-sidang sebelumnya lebih menekankan
ulasan-ulasan ilmiah tentang tema, maka untuk tahun 2010 ini proses dan
jalannya sidang agung lebih menekankan narasi (cerita). Tidak ada makalah,
tidak ada diskusi ilmiah, tidak ada tanya jawab. Yang ada adalah bercerita dan
mendengarkan cerita. Tentu bukan cerita –cerita dongeng. Tetapi tentang
pengalaman imannya sebagai orang katolik dalam kehidupan bermasyarakat
Indonesia dalam kaitannya dengan kebudayan lain, agama dan kepercayaan lain dan
kaum marjinal. Prinsip ceritanya diambil dari 1 Yoh 1:3 ‘Apa
yang kami lihat dan kami dengar dan kami alami, itulah yang kami ceritakan
kepadamu supaya suka cita kita menjadi sempurna’. Panitia SAGKI akan
memberikan panduan supaya para utusan keuskupan yang
akan ke Bogor sudah dibekali dengan pemahaman yang sama tentang apa yang akan diceritakan dan
bagaimana menceritakannya. Pasti ada yang bertanya-tanya…kok cerita ya….. Malah ada yang mempertanyakan kualitas pertemuan
kalau para utusannya datang untuk bercerita….
Memang ada kesan demikian, tetapi kalau kita lihat cara Yesus mewartakan
kerajaan Allah, justru kualitas kerajaan Allah itu bertahan hingga sekarang
karena metode ceritalah yang dipakai-Nya.
Dengan bercerita, orang mengikuti alur, mengingat tokoh , mengetahui peran, membayangkan
latar dan suasana, memahami maksud, terketuk
hatinya , dan pada akhirnya membangkitkan niat (langkah-langkah aksi). Jarang sekali Yesus membuat definisi
tentang ajaran-Nya. Saya membayangkan seandainya pada jaman dahulu Yesus
mewartakan kerajaan Allah dengan definisi, pasti Kekristenan tidak seperti sekarang ini.
Mungkin yang ada hanya kumpulan-kumpulan
teori dan definisi yang bisa dipatahkan
dengan teori-teori baru zaman sekarang.
Beberap teolog dan misiolog akan diminta untuk menyimak secara saksama narasi para peserta
lalu memberikan refleksinya dengan berpedoman pada ajaran gereja dan Kitab
Suci. Dari kesimpulan dan rangkuman itu
kita pada akhirnya akan pahan dan mengetahui sudah sejauh mana Yesus yang kita
imani itu memengaruhi hidup dan perutusan kita di bumi Indonesia sekaligus
merevitalisasi (menjadi dorongan bagi kita) untuk terus melaksanakan tugas
perutusan Yesus yang diembankan kepada
kita sebagai orang katolik.
SAGKI adalah perayaan
semua umat katolik Indonesia
Yang akan mengikuti SAGKI di Bogor adalah para utusan dari
semua keuskupan di Indonesia. Setiap keuskupan akan mengirim enam hingga
sepuluh orang disertai uskupnya.
Diharapkan agar para utusan itu sungguh-sungguh mewakili semua umat katolik di
keuskupannya. Bagi yang tidak datang ke Bogor akan tetap merayakan SAGKI dikeuskupannya (parokinya). Hal itu bisa
dilaksanakan lewat ekaristi, doa-doa, dukungan moral, dan sumbangan keuangan
yang disampaikan lewat kolekte kedua pada hari minggu yang ditentukan oleh keuskupan
sendiri. Jadi tanggal 1-5 November 2010
merupakan gerakan bersama dan perayaan seluruh umat katolik di Indonesia secara
serempak, baik di Bogor maupaun di Paroki-paroki di seluruh Indonesia. Roh
Kudus yang menjadi ilham dan penuntun
pertemuan di Bogor juga akan menjadi ilham dan penuntun semua orang katolik
pada hari-hari SAGKI. Kita berharap pertemuan umat katolik ini sungguh-sungguh
memberikan semangat (spirit) baru bagi kita semua untuk tetap bersamangat
membertikan kabar gembira Yesus Kristus dinana saja dan kapan saja.
Penulis adalah Ketua Umum Panitia SAGKI 2010
No comments:
Post a Comment